Sekilas Fakta Yang Menarik Tentang Hidroakustik
SEKILAS FAKTA YANG MENARIK TENTANG HIDROAKUSTIK
Hai! Gimana kabar kalian? Semoga di masa pandemi COVID-19 ini kalian tetap semangat dan selalu stay safe ya! Ohya. Saya mau berbagi informasi nih tentang teknik hidroakustik. Sebelumnya kalian udah pernah dengar? Atau jangan-jangan ada yang belum tau ya? Tenang! Yuk disimak baik-baik ya penjelasannya!
Pemanfaatan teknologi salah satu upaya dan solusi untuk pengembangan usaha
perikanan bagan perahu dengan alat bantu penangkapan hidroakustik untuk peningkatan
produktivitas nelayan. Hidroakustik merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument). Metode hidroakustik merupakan salah satu
metode yang pengoperasiannya mampu
mendeteksi semua target yang ada di kolom
perairan. Instrumen hidroakustik adalah instrumen yang efisien dan efektif dalam pendeteksian obyek bawah air, sehingga dapat menduga kelimpahan ikan di perairan. Salah satu aplikasi instrumen hidroakustik dapat digunakan dalam menentukan nilai target strength (TS) (Oktarina, 2017). Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. Pemanfaatan teknologi hidroakustik
untuk penangkapan ikan menjadi salah
satu metode yang efektif untuk mendeteksi
keberadaan ikan secara langsung, cepat,
dan akurat (Simmond and MacLennan,
2005).
SEJARAH
Sekitar tahun 1490 M, Leonardo da Vinci menulis yang berisi:
"Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang didalam laut dan ujung lainnya di telinga anda, dapat mendengarkan kapal-kapal laut dari kejauhan."
TEKNOLOGI
Teknologi hidroakustik sendiri memanfaatkan gelombang suara. Prinsipnya yaitu instrumen memancarkan gelombang suara ke dalam air dan mengenai objek, dan kemudian objek tersebut memantulkan suara dan mentransmisikannya kembali ke penerima. Contoh alat dari hidroakustik ini:
- Autonomus Underwater Vehicle (AUV)
- Acoustic Dopler Current Profiler (ADCP)
- Side Scan Sonar (SSS)
Autonomus Underwater Vehicle (AUV)
AUV pertama kali dibuat oleh Applied Phyics Laboratory (APL) di
University of Washington, USA, pada akhir 1950-an karena kebutuhan untuk
mendapatkan data oseanografi. Perkembangan AUV
dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1. Tahun 1970an dilakukan penyelidikan awal kegunaan sistem AUV
2. Tahun
1970 – 1980 dibangun pengembangan teknologi dan eksperimen AUV
3. Tahun 1980 – 1990 dilakukan percobaan dengan menggunakan
prototipe
4. Tahun 1990 – 2000 pengembangan AUV
berbasis TIK.
5. Sejak tahun 2000, AUV telah berkembang menjadi produk
komersil
Autonomous Underwater Vehicle (AUV) merupakan
wahana tanpa awak bawah air yang sekarang memiliki
berbagai kegunaan. AUV dapat melakukan survey bawah
air untuk mengidentifikasi komponen biologi dan fisika
bawah air (Chang et al., 2010). AUV dirancang secara umum berbentuk torpedo,
digerakkan pada medium air dengan sistem propulsi,
dikontrol, dan dikemudikan oleh komputer onboard
dengan gerak manuver six degree of freedom (DOF). AUV dapat melakukan pekerjaan yang
sulit dilakukan penyelam karena batasan kedalaman
dan bahaya yang mengancam nyawa penyelam (Gafurov dan Klochkov, 2015). Kebanyakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi sedimen di daerah pantai dapat merusak
ekosistem dan menghancurkan terumbu karang. Penggunaan
AUV dapat menjadi jawaban untuk mengidentifikasi
kondisi bentik perairan pantai.
Acoustic Dopler Current Profiler (ADCP)
ADCP adalah salah satu instrumen yang digunakan
untuk mengukur kecepatan arus air berdasarkan efek Doppler dari suara yang
diterima. Prinsip kerja ADCP berdasarkan perkiraan kecepatan baik secara horizontal maupun vertikal menggunakan efek Doppler untuk menghitung kecepatan radial relatif, antara instrumen (alat) dan hamburan di laut. ADCP mempunyai dasar yang menjulang, dan mempunyai sensor tekanan untuk mengukur pasang surut dan rata-rata kedalaman laut. Time series dari kecepatan, terakumulasi dan dari time series ini, kecepatan spektral dapat dihitung. ADCP ini digunakan dalam perlindungan pesisir dan teknik pantai, memonitoring lingkungan, keamanan perkapalan serta sebagai perancangan pelabuhan dan operasional.
Side Scan Sonar (SSS)
Side Scan Sonar (SSS) adalah salah satu sensor
akustik yang dapat menghasilkan output profil intensitas hambur balik dasar perairan (Allota et al., 2016). Teknologi ini telah dikembangkan pada tahun 1960 oleh Dr. Harold Edgerton Data yang dihasilkan SSS dapat
berupa gambar yang memperlihatkan kekuatan hambur balik objek sehingga mudah diinterpretasi terutama jika
didukung data video bawah air. Instrumen SSS memiliki hasil pencitraan dasar laut
yang memiliki berbagai bentuk hasil deteksi. SSS menggunakan prinsip backscatter akustik dalam mengindikasikan kenampakan bentuk dasar laut atau objek didasar laut. SSS ini berfungsi sebagai penginderaan halang rintang yang menggunakan sensor ultrasonic. SSS dapat dipasang pada lunas kapal atau ditarik di belakang kapal. Pemasangan SSS menggunakan towed body dimana SSS mentransmisikan pulsa akustik secara menyamping terhadap arah perambatan.
DAFTAR PUSTAKA
Allota B, Caiti A, Costanzi R, Fanelli F, Fenucci D, Meli E,
Ridolfi A. 2016. A New AUV Navigation System Exploiting
Unscented Kalman filter. Ocean Engineering. 113(1): 121-132.
Chang YC, Hsu SK, Tsai CH. 2010. Sidescan Sonar Image Processing:
Correcting Brightness Variation and Patching Gaps. Journal of
Marine Science and Technology. 18:785–789.
Gafurov SA, Klochkov EV. 2015. Autonomous unmanned
underwater vehicles developmenttendencies. Dynamics and
Vibroacoustics of Machines (DVM2014). 106(2015): 141-148.
OKTARINA, I. 2017. APLIKASI INSTRUMEN HIDROAKUSTIK DALAM MENENTUKAN NILAI TARGET STRENGTH IKAN KERAPU SUNU (Cephalopolis sonnerati).
Simmonds, E.J. and MacLennan, D.N. 2005.
Fisheries Acoustic. Theory and
Practice. 2nd Edition, Blackwell
Science, Oxford, UK. 437 pp.
Komentar
Posting Komentar